Judul : Rahasia
Cinta Gadis Jelita.
Pengarang :
K.Usman.
Tahun Terbit : 2007.
Penerbit :
Republika.
Ukuran buku :
20,5 cm x 13.5 cm.
Desain Sampul dan Ilustrasi :
Zulkifli Faiz
Tata Letak :
Nr. Alfian.
Percetakan : Tamaprinting Indonesia.
Jumlah Halaman : 202 halaman.
Harga : Rp.
51.875,00
.
.
Rahasia
Cinta Gadis Jelita adalah sebuah novel 202 halaman yang ditulis oleh novelis
indonesia yang bernama K.Usman. Novel ini seperti novel-novel remaja yang
lainnya yang menceritakan tentang kisah asmara. Namun, setelah ditelaah
ternyata novel ini mengandung beberapa unsur sosial, agama, pendidikan, budaya dan
realita kehidupan.
Novel
ini bercerita tentang seorang mahasiswa di semester akhir Fakultas Pertanian
UNSRI yang melakukan penelitian di Dusun Kepur untuk keperluan menulis
skripsinya. Seorang pemuda bertubuh besar tinggi, berwajah tampan, dan berkulit
kuning yang bernama Ki Agus Muhammad Taufik Firdaus atau yang sering dipanggil
pangeran oleh kerabat dekatnya. Ia merupakan seorang anak dari keluarga yang
kaya raya di Palembang. Kisah percintaan ini berawal pada saat ia melangkahkan kakinya di dusun kepur.
“Tunggu
Sebentar, Bang !”
Pada waktu itu, Si tampan yang
bernama lengkap Ki Agus Muhammad Taufik Firdaus sampai di dusun kepur. Setelah
beberpa jam ia berada di bus. Seturunya dari bus ia berjalan menuju rumah Kepala
desa dusun kepur. Kepala Desa Dusun Kepur itu adalah seorang lelaki separuh
baya.Tubuhnya kurus. Janggut dan kumis tipisnya mulai memutih. Beliau disapa
warga Pak Kades Gindo. Untuk sementara Ki Agus tinggal di rumah Pak Kades
Gindo. Disinilah ia mendapatkan seorang sahabat yang merupakan putra sulung Pak
Kades Gindo yang bernama Mardin yaitu seorang tamatan sekolah guru. Ia cepat
akrab dan ramah dengan orang dan mereka hampir sebaya.
Setelah
selesai mengajar Pak Guru Mardin mengantarkan Ki Agus ke sawah di seberang Sungai Lumantang. Siang itu, kedua pemuda
melihat seorang gadis jelita di pangkalan mandi khusus untuk perempuan. Ia
mengenakan kain basahan berbunga-bunga dan rambutnya tidak tampak karena dibungkus
dengan kain. Ia adalah seorang gadis muslimah yang berjilbab, cantik, cerdas,
dan baik hati yang bernama Melur. Di spanjang perjalanan kedua pemuda itu
membicarakan Melur. Pak Guru Mardin menceritakan tentang Melur yang pernah
mendapatkan gosip yang membuatnya menjadi malu dan terpuruk.
Tiba
di tepian tebing curam mereka menghentikan perahu dan berjalan kaki menuju
persawahan tersebut. Sesampainya di
persawahan Ki Agus mengamati sistim pertanian sambil melakukan penelitianya.
Dari pengamatan ini ia mendapatkan suatu bentuk cara kerja para petani di dusun
tersebut yang disebut bebiye yaitu
kerja gotong royong secara bergiliran. Kemudian Ki Agus mengajak Pak Guru
Mardin untuk bertamu di rumah Melur dengan alasan menjenguk Bunda Melur yang
sakit. Namun mereka tidak dapat bertemu dengan melur karna ia telah kembali ke
kota besar untuk melanjutkan kuliahnya. Ia pulang hanya untuk menjenguk
Bundanya yang sakit. Melur merupakan gadis yang sangat misterius tidak ada yang
tau dimana dan jurusan apa dia kuliah.
Dengan
seiring berjalanya waktu sudah 3 bulan Ki Agus berada di Dusun Kepur. Materi
skripsinyapun sudah mulai diketik. Ia dan Pak Guru Mardin bersahabat dengan
baik hingga mereka mengetahui kebiasaan masing-masing. Ki Agus akhirnya
merasakan sebuah perasaan yang berbeda terhadap Melur. Ia menaruh hati padanya. Setiap hari Ki
Agus memikirkanya. Ia bercerita kepada Pak Guru Mardin setelah menggondol gelar
Insinyur ia akan melamar Melur. Setelah Skripsinya selesai Ki Agus pulang ke
Palembang.
DI
Palembang Ki Agus melepaskan kerinduanya dengan keluarga. Namun, ia dimarahi
oleh Abah karena skripsinya belum selesai di ketik dan ia pun hanya terdiam. Di
kampus ia bertemu dan berkumpul dengan sahabat-sahabatnya. Mereka sangat rindu
dengannya sudah 3 bulan mereka tidak berjumpa. Baru beberapa hari di palembang
ia menghilang. Ternyata ia ingin menenangkan diri dan fokus pada skripsinya.
Ternyata ia sembunyi di rumah neneknya untuk menyelesaikan skripsinya. Sudah 2
bulan lamanya dia bersembunyi, tidak terasa semua jerih payahnya terbalaskan
dengan gelar Insinyur yang dia harapkan. Setelah diwisuda Ki Agus kembali ke
Dusun Kepur.
Ia
membawa banyak oleh-oleh yang akan dibagikan kepada Pak Kades, Pak Guru Mardin,
Kakek Rabuna, dan Melur. Sebelum berangkat Ki Agus memberi kabar kepada Pak
Kades Gindo bahwa pagi ini akan ke Desa Kepur. Setelah beberapa jam menempuh
perjalanan akhirnya ia sampai di Dusun Kepur. Sesampainya di Dususn Kepur Ki
Agus menyuruh sopirnya menurunkan semua oleh-oleh yang dibawanya. Kemudian Ki
Agus melepas rindunya kepada Pak Kades Gindo dan istrinya. Tidak lama kemudian
Pak Guru Mardin datang. Ki Agus meminta Pak Guru Mardin mengantarnya ke rumah
Kakek Rabuna. Ia membawa beberapa buku untuk perpustakaan Kakek Rabuna. Secara
tidak langsung mereka berbicara tentang Melur yang akan mengadakan acara
tasyakuran di rumahnya. Namun tidak ada yang tahu tentang acara tasyakuran apa
yang Melur adakan. Dalam benak Ki Agus sempat terlintas pikiran pelamaran
Melur. Kemudian mereka pulang dan berencana mengantar oleh-oleh ke rumah melur
sekalian menghadiri acara tasyakuran Melur.
Sore
hari di Dusun Kepur, Tasyakuran itu dimulai. Teh Ninih sebagai pemandu acara membacakan tujuan
tasyakuran Melur yaitu tasyakuran wisuda melur sebagai seorang sarjana dan
penerimaan lamaran dari Pak Guru Mardin. Setelah pembacaan tujuan acara
tersebut Ki Agus kecewa karena dia kalah selangkah dari Pak Guru Mardin.
Melihat Ki Agus yang kecewa Pak Guru Mardin meminta maaf kepada Ki Agus.
Akhirnya Ki Agus pun merelakan Melur dan memaafkan Pak Guru Mardin. Dengan
ikhlas Ki Agus melepas Melur walau penyesalan di dalam hatinya sangat dalam.
Ø Keunggulan
:
·
Ceritanya sangat menyentuh dan membuat pembaca seakan merasakan apa yang
tetrjadi pada tokoh tersebut.
·
Kisah cintanya yang rumit membuat pembaca semakin penasaran dengan hal apa
yang akan terjadi diakhir ceritanya nanti.
·
Buku ini juga memberi pesan moral tentang persahabatan yang baik bagi
pembaca.
Ø Kelemahan
:
·
Seorang pria yang mencintai seorang wanita namun
wanita tersebut disunting oleh sahabat pria itu sendiri. Apakah benar seorang
pria itu akan diam dan menerima kenyataan itu, walau dengan rasa kekecewaan dan
penyesalan tetap akan menerima kenyataan dengan lapang dada ? dan ia memaafkan
sahabatnya secara mudah.
0 komentar:
Posting Komentar