Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Mitos Tentang Pleret


Konon, plered adalah pusat Kerajaan Mataram. Pleret adalah bekas ibu kota Mataram pada masa Amangkurat 1. Terlahirnya Kraton Pleret juga dikatakan karena keegoisan seorang anak yang tidak mau tinggal dengan ayahnya. Plered banyak menyimpan kisah-kisah tragis yang mengagumkan. Diantaranya kisah cinta Nyai Truntum (Ratu Malang). Kisah cinta yang tragis ini membutuhkan tumbal yang kelewat batas.

Kini, Kraton Pleret hanya menyisakan situs sumur gumuling yang terletak di Dusun Kedaton, reruntuhan benteng kraton, situs makam Ratu Malang, situs kedaton, dan tanah-tanah tinggi bekas tanggul. Pusat Kerajaan Mataram ini juga meninggalkan beberapa nama yang dimiliki oleh dusun-dusun seperti Kedaton, Keputren (tempat para putri), Kauman (tempat ahli agama), Segarayasa (laut buatan), Pungkuran (belakang kraton), Gerjen (tempat abdi dalem gerji), Sampangan (tempat Pangeran Sampang).
Situs yang masih cukup lengkap adalah makam Ratu Malang. Situs ini terletak di Gunung Kelir. Dahulu, Susuhunan Amangkurat bertitah agar dicarikan wanita cantik. Pangeran Blitar mencalonkan Nyi Truntum, putri Ki Wayah. Namun, ternyata Nyi Truntum sudah mempunyai suami yaitu Ki Dalem, seorang dalang wayang gedok. Susuhunan tidak peduli, bahkan saat ia mengetahui bahwa Nyai Truntum sedang hamil. Susuhunan tetap menjadikanya istri dan diberi gelar Ratu Wetan. Susuhunan sangat mencintainya dan melupakan istri-istri lain. Maka dari itu, Nyi Truntum dijuluki Ratu Malang yang berarti ratu yang menghalangi istri lainya.
Setelah Ratu Malang melahirkan, Susuhunan semakin mencintainya. Kemudian ia menitahkan untuk membunuh mantan suami Nyi Truntum yang membuat Nyi Truntum sangat sedih. Kemudian dia jatuh sakit dan meninggal dengan gejala yang aneh. Susuhunan mencurigai istri dan selir-selirnya meracuni Ratu Malang. Mereka semua dikurung oleh Susuhunan sampai mati kelaparan. Ratu Malang dikuburkan di Gunung Kelir. Susuhunan melarang siapa pun menutup kuburanya. Siang malam ia menunggui lahad yang terbuka itu. Kerajaan menjadi kacau. Susuhunan baru mau kembali ke Kraton Pleret setelah bermimpi bahwa Ratu Malang telah kembali kepada mantan suaminya. Jenazah Ratu malang kemudian didapati membusuk pada keesokan harinya.
Susuhunan Amangkurat 1 terkenal dengan sifat kekanak-kanakan dan tidak berfikir panjang. Susuhunan gampang sekali menjatuhkan hukuman mati kepada siapa pun yang dianggap bersalah atau menghalangi kehendaknya. Tidak peduli itu saudaranya, mertuanya, inang, abdi dalem keputren, dan rakyatnya.
Begitulah, Plered adalah pusat kota Mataram yang banyak menyimpan kisah pilu. Kraton Plered pun runtuh secara mengenaskan. Kini, Kraton Plered hanya menjadi sebuah kecamatan di Kabupaten Bantul.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

M. Yusuf Wibisono mengatakan...

Pantas bahasanya lebay, tidak sesuai cara penulisan yang benar.

Posting Komentar